Pemkab Sitaro Cenderung Gunakan Data e-PPGBM untuk Menilai Prevalensi Stunting

2 hours ago 2
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sitaro, Denny D Kondoj, saat memimpin rapat percepatan penurunan stunting di daerah.

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

SITARO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitaro cenderung menggunakan data e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dalam menilai prevalensi stunting di daerah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sitaro, Denny D Kondoj, menjelaskan bahwa pendekatan ini memungkinkan pemerintah untuk melakukan intervensi yang lebih tepat dan terarah terhadap balita yang mengalami stunting.

Sekda menuturkan bahwa e-PPGBM menyediakan data yang lebih akurat dan terperinci, termasuk nama dan alamat balita yang mengalami stunting. Dengan sistem ini, menurutnya mereka dapat melakukan intervensi secara langsung berdasarkan informasi yang jelas.

"Setiap balita yang sudah didata bisa diakses dengan mudah, sehingga upaya penanganan stunting menjadi lebih efektif," ujarnya.

Dikatakan, penggnaan e-PPGBM ini lebih unggul dibandingkan dengan data dari Survey Kesehatan Indonesia (SKI), yang tidak memberikan informasi spesifik mengenai nama dan alamat dari penderita stunting. Menurutnya, SKI hanya memberikan data berdasarkan blok sensus atau sampel, yang membuat pemerintah daerah tidak mengetahui siapa dan di mana anak-anak penderita stunting berada.

Hal ini menurut Sekda, menyulitkan pemerintah daerah dalam merespons kebutuhan spesifik dari anak-anak yang membutuhkan bantuan.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah daerah akibat perbedaan metode pengukuran antara e-PPGBM dan SKI. Menurutnya, sangat disayangkan ada perbedaan mencolok dalam metode pengukuran jumlah anak stunting, sehingga menyebabkan kinerja pemerintah yang baik justru jadi berbanding terbalik.

Untuk itu, menurut Sekda pendekatan yang lebih komprehensif dan menyeluruh dari e-PPGBM memungkinkan pemda untuk mengukur prevalensi stunting secara langsung dari 100 persen balita di semua kampung dan kelurahan.

"Dan perbedaan data ini juga menjadi kendala di daerah lain. Bahwa keluhan berkaitan dengan ketidakakuratan data SKI juga dirasakan oleh sebagian besar pemerintah daerah di Sulawesi Utara dan bahkan se-Indonesia," katanya.

Terkait kondisi ini, dirinya berharap pemerintah pusat dapat mempertimbangkan penggunaan data e-PPGBM secara lebih luas sebagai metode standar dalam penilaian prevalensi stunting di seluruh daerah.

"Kami percaya bahwa dengan data yang lebih akurat, intervensi yang dilakukan akan lebih tepat sasaran dan hasilnya akan lebih baik," tuturnya kembali.

Read Entire Article