Band .Feast menampilkan wajah baru di album Membangun & Menghancurkan yang dirilis pada 30 Agustus lalu. Dalam album Membangun & Menghancurkan, band beranggotakan Daniel Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Dicky Renanda Putra (gitar), dan Fadli Fikriawan Wibowo (bas) ini membicarakan mengenai dinamika mereka selama 10 tahun belakangan.
"Jadi Membangun & Menghancurkan mungkin bisa dibilang kayak membangun .Feast yang baru dan menghancurkan .Feast yang lama," kata Awan kepada kumparan, belum lama ini.
Dinamika yang terjadi di tubuh .Feast salah satunya adalah perubahan formasi band. Sang drummer, Adrianus Aristo Aryo alias Ryo Bodat, dinonaktifkan dari band karena dugaan kekerasan seksual.
Berkaca dari dinamika-dinamika yang ada, personel .Feast memutuskan untuk membuka lembaran baru. Keputusan itu mereka sampaikan saat rapat membicarakan mengenai pembuatan album baru.
"Kita bikin album baru dengan ilmu yang kita punya sekarang, tapi lupain kita pernah punya .Feast dan diskografi yang sudah terjadi 10 tahun belakang, anggap itu enggak ada. Yang dibawa cuma nama band-nya sama nama album," tutur Baskara.
Proses pengerjaan album Membangun & Menghancurkan berlangsung dari 2019. Lantaran ingin memperlihatkan nuansa berbeda, mereka mengganti materi-materi yang sudah disiapkan. Baskara dan kawan-kawan mempertahankan dua lagu lama, yakni Membangun sebagai lagu pembuka dan Menghancurkan sebagai lagu penutup. Sementara 13 lagu lainnya merupakan materi baru.
"Akhirnya, album ini secara literal setelah dibangun, sudah dikerjakan selama beberapa tahun, dibuang, dihancurin beneran dan dibikin dari nol lagi. Karena materi yang sekarang rilis bukan materi asli sebenarnya," ucap Baskara.
Citra band sosial politik selama ini melekat di tubuh .Feast. Adnan mengatakan citra itu mereka peroleh saat merilis album mini atau EP Beberapa Orang Memaafkan (2018). EP tersebut memuat sejumlah lagu hits seperti Peradaban dan Kami Belum Tentu. "Pas Multiverses (2017) kita enggak ada citra seperti itu," ujarnya.
Baskara mengatakan .Feast ingin menghapus citra sebagai band sosial politik lewat album Membangun & Menghancurkan. Sebuah citra yang bukan sengaja mereka ciptakan saat membentuk .Feast. Akan tetapi, secara tidak sengaja melekat di diri .Feast karena disematkan oleh orang-orang.
"'Oh, ini yang lagunya dipakai buat demo terus band ini, buat konten TikTok yang isinya kritik pemerintah mulu.' Kami merasa membuat album ini (Membangun & Menghancurkan) kayak melepas dan membuang banyak banget topeng," kata Baskara.
Tapi bukan berarti .Feast menutup diri terhadap tema-tema sosial politik. Mereka masih mengangkat tema tersebut, namun dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Awan mengatakan .Feast tidak harus membuat lagu bertema sosial politik Read Entire Article