Banjir di India (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Hujan deras memicu banjir di sejumlah negara bagian India utara, memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Prakiraan cuaca memperingatkan badai baru masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Pemerintah setempat melaporkan lebih dari 10 ribu orang dievakuasi dari dataran rendah di sekitar Sungai Yamuna di New Delhi. Musim hujan yang lebih intensif tahun ini juga telah menewaskan sedikitnya 130 orang di India utara selama Agustus, merusak desa dan infrastruktur.
Pada Rabu (3/9/2025), banjir dilaporkan melanda Jammu dan Kashmir, Himachal Pradesh, Uttarakhand, serta Punjab, dengan Sungai Chenab dan Tawi meluap melewati batas bahaya. Luapan air memicu longsor yang memutus akses jalan dari pegunungan menuju wilayah lain.
Di distrik Rajouri, Jammu dan Kashmir, seorang perempuan dan putrinya tewas setelah dinding rumah mereka runtuh akibat hujan deras. Departemen Meteorologi India memperingatkan hujan lebat masih akan mengguyur Uttarakhand, Uttar Pradesh, dan wilayah sekitarnya.
Komisi Pusat Perairan India menyatakan tinggi air Sungai Yamuna telah melewati batas bahaya sejak Selasa (2/9/2025). Sebagai langkah antisipasi, pemerintah mendirikan tenda penampungan di sepanjang jalan tol untuk menampung ribuan warga terdampak.
Fenomena serupa terjadi pada 2023 lalu, ketika air Sungai Yamuna mencapai level tertinggi dalam 45 tahun hingga membanjiri rumah-rumah warga. Beberapa pekan terakhir, longsor juga melanda kawasan wisata di Himachal Pradesh, termasuk di distrik Mandi yang menewaskan tiga orang.
Pemerintah negara bagian meminta sekolah-sekolah ditutup sementara dan warga tetap berada di dalam rumah. Data resmi menunjukkan sejak awal Agustus, cuaca ekstrem di Punjab telah menewaskan 30 orang dan memaksa 20 ribu warga mengungsi, sementara pembukaan pintu bendungan menambah risiko banjir di India dan Pakistan.
sumber : Reuters