Haryana bersama istrinya, warga Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan. Haryana meminta agar aparat bisa memulangkan anaknya, Dymas, dan teman-temannya yang diduga menjadi korban TPPO di Kamboja (MI/Nurul Hidayah)
Sepasang suami istri diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Mereka pun meminta untuk dipulangkan ke Indonesia.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, beredar video sebanyak 7 warga negara Indonesia yang diduga berada di Kamboja memohon kepada pemerintah untuk bisa dipulangkan kembali. Salah satu orang di video tersebut yaitu sepasang suami istri, masing-masing bernama Dymas Nurdzaty, warga Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan dan Nenden Ayu Safitri, warga Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang.
Dari video yang beredar terlihat pula luka-luka yang didapatkan, baik di luka di lutut maupun di pelipis kepala. Diduga mereka pun mendapatkan kekerasan.
Menindaklanjuti video tersebut, Kapolres Kuningan, AKBP Ali Akbar, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi dari ayah korban bahwa anaknya, Dymas, diajak oleh temannya untuk bekerja di Jakarta. “Sehingga lokus dari dugaan tindak pidananya itu ada di Jakarta. Direncanakan besok, hari Senin, kita akan membawa kedua orang tua korban untuk melaporkan ke Bareskrim,” tutur Ali, Minggu (7/12).
Untuk jumlah korban yang diduga menjadi TPPO, lanjut Ali, berdasarkan hasil videocall yang dilakukan sebanyak 10 orang dan untuk warga Kabupaten Kuningan ada satu, yaitu Dymas. Kondisi korban menurut Ali dalam kondisi sehat. “Namun mereka bersembunyi, makan pun terbatas. Kemudian akses mobilitas mereka cukup terbatas. Ada kekhawatiran mereka dicari lagi oleh mafia-mafia atau tempat mereka bekerja di sana,” tutur Ali.
Para korban, lanjut Ali, diajak bekerja di Kamboja dan diiming-imingi gaji 9 juta. Namun sesampai disana, mereka justru ditinggalkan oleh agent nya sehingga terlantar. “Sudah hampir sekitar 6 bulanan,” tutur Ali.
Sementara itu orangtua Dymas, Haryana, mengaku baru mengetahui keberadaan anaknya saat video permohonan untuk pulang itu viral. “Sekitar tujuh atau delapan bulan yang lalu keluar rumah pamit mau jemput istrinya di Karawang dan mau bekerja di Tangerang,” tutur Haryana. Tiba-tiba beberapa bulan kemudian Dymas mengabarkan kepada ibunya tengah berada di luar negeri. “Katanya sempat dipukulin segala. Otomatis hati seorang ibu ga kuat,” tutur Haryana.
Selanjutnya Haryana pun meminta bantuan kepada aparat yang berwenang untuk bisa memulangkan anaknya, Dymas dan teman-temannya untuk kembali ke Indonesia. (H-1)

14 hours ago
5
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381012/original/078212300_1760444221-AP25287402642928.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4405197/original/056158700_1682328203-20230424-Suhu-Panas-Indonesia-Angga-8.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5012329/original/034275400_1732024501-20241119AA_Indonesia_Vs_Arab_Saudi-1.JPG)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376651/original/094831000_1760012124-Huawei_Watch_GT_6_Series_01.jpeg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376773/original/003374000_1760018952-yaniv-knobel-UvkIx6DMTMk-unsplash.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3147908/original/079804100_1591692643-2960712.jpg)
English (US) ·