SUDAH sejak pagi hari, suasana di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat diiringi kebisingan suara kendaraan yang melintas. Padahal, sepekan sebelumnya kawasan ini acapkali ramai dengan suara orator yang menuntut pembatalan tunjangan fantastis anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan pengamatan Tempo di lokasi pada Selasa, 2 September 2025 sejak pukul 10.00-12.00 WIB tak nampak demonstran terkonsentrasi di area ini. Hanya ada ribuan personel TNI-Polri dengan atribut lengkap untuk pengamanan di sekitar Kompleks Parlemen.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Pusat Inspektur Satu Ruslan Basuki mengatakan, hari ini tidak ada laporan bakal adanya demonstrasi di area Kompleks Parlemen.
"Dalam rencana kegiatan pengamanan nihil untuk DPR," kata Ruslan kepala Tempo melalui pesan singkat, Selasa 2 September 2025.
Kendati begitu, dia melanjutkan, sebanyak 6.148 personel gabungan TNI-Polri tidak akan ditarik mundur. Alasannya, untuk mengantisipasi adanya demonstrasi yang dilakukan tanpa pemberitahuan.
"Personel stand by sampai 24 jam," ujar Ruslan.
Di samping itu, belasan truk pengangkut prajurit TNI berseliweran mengitari Kompleks Parlemen. Dengan menggunakan pengeras suara, mereka meminta agar publik turut serta dalam menjaga situasi keamanan. "Jangan ada yang terprovokasi. Mari kita jaga keamanan satu sama lain," kata orator.
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI membatalkan renca demonstrasi di depan Kompleks Parlemen hari ini. Koordinator Aliansi BEM SI Muzammil Ihsan mengatakan, demonstrasi kelompoknya batal atas pertimbangan situasi yang tidak kondusif.
Tempo, belum memperoleh jawaban dari Muzammil Ihsan ihwal alasan lengkap batalnya demonstrasi bertajuk Indonesia (C)emas itu. Hingga laporan ini dipublikasikan, pesan yang dikirim melalui aplikasi perpesanan WhatsApp itu hanya menunjukan notifikasi dua centang abu, alias hanya terkirim saja.
Adapun, demonstrasi menuntut pembatalan tunjangan fantastis anggota Dewan telah digelar sejak Senin, 25 Agustus 2025. Eskalasi gerakan kian meluas manakala seorang pengemudi ojek online atas nama Affan Kurniawan tewas dilindas kendaraan taktis miliki Korps Brigade Mobil Polri pada Kamis, 28 Agustus lalu.
Tewasanya Affan memicu peningkatan demonstrasi yang menuntut penanganan kasus transparan dan mundurnya Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Masalahnya, momentum itu dimanfaatkan kelompok tak dikenal untuk menyukut aksi vandalistis.
Vandalistis yang dimaksudkan, adalah tindakan pembakaran fasilitas umum hingga penjarahan rumah anggota Dewan. Koordinator Media BEM SI Kerakyatan Pasha Fazillah Apap mengatakan, vandalistis yang terjadi jadi pertimbangan BEM SI Kerakyatan tak menggelar demonstrasi belakangan ini.
"Tetapi, kami memastikan BEM SI akan terus menyuarakan dan kembalu turun ke jalan setelah situasi lebih aman," ujar Pasha.