Gambar yang diambil dari video menunjukkan proyektil dicegat di Yerusalem, Israel, Selasa, 1 Oktober 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Ratusan rudal balistik Iran menyerang Tel Aviv, Israel, pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat. Aljazirah melaporkan, rincian pasti seputar operasi Iran tersebut masih belum jelas. Meski demikian, IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal tersebut ditujukan ke "target militer dan keamanan vital" di Israel.
IRGC kemudian mengatakan bahwa serangannya ditujukan secara khusus ke tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv. Serangan tersebut, yang disertai dengan serangan siber skala besar, juga menggunakan rudal balistik hipersonik Fatah milik Iran untuk pertama kalinya, menurut media pemerintah Iran.
Sementara itu, militer Israel mengeklaim telah mencegat "sejumlah besar" dari 180 rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran. Meski demikian, ada dampak yang terjadi di Israel tengah dan selatan. Klaim Israel tersebut berbeda dengan pernyataan IRGC yang mengungkapkan, bahwa 90 persen proyektil yang ditembakkan mengenai sasarannya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan militer Amerika berkoordinasi dengan mitranya di Israel untuk menembak jatuh proyektil tersebut. “Kapal perusak angkatan laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk,” kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih. Sullivan mengatakan tidak ada kematian yang dilaporkan di Israel.
Pembalasan pembunuhan Hassan Nasrallah..
sumber : Aljazirah