Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sepanjang 2024 menjadi salah satu berita yang ramai dibaca pada Senin (1/10).
Selain itu, industri tekstil di Indonesia yang banyak tutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh, juga menjadi berita yang banyak dibaca di kumparanBisnis. Simak rangkumannya.
RI Deflasi 5 Bulan Beruntun
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan Indonesia pernah mengalami deflasi berkepanjangan setelah krisis 1998. Saat itu deflasi terjadi tujuh bulan berturut-turut, dari Maret hingga September 1999.
Menurutnya, deflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh penurunan harga dari beberapa komoditas pangan.
“Deflasi terjadi karena adanya harga yang turun, terutama untuk produk tanaman pangan dan hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, daun bawang, kentang, dan wortel," jelasnya.
Selain itu, produk peternakan seperti telur ayam ras dan daging ayam ras yang sempat mengalami kenaikan harga pada bulan-bulan sebelumnya kini kembali menurun karena stabilisasi pasokan. Hal inilah yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen.
"Deflasi yang kita lihat saat ini tercermin melalui Indeks Harga Konsumen (IHK), di mana harga-harga turun seiring dengan meningkatnya pasokan komoditas, terutama pada masa panen," katanya.
Selain pasca-krisis 1998, deflasi juga sempat terjadi pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Saat itu penyebabnya adalah turunnya harga minyak dunia.
Deflasi yang juga masih baru sempat terjadi pada Juli hingga September 2020, saat pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan harga berbagai komoditas.
Daftar Pabrik Tekstil yang Tutup
Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat sebanyak 15.114 buruh terkena PHK sejak Januari hingga 9 September 2024.
"Berdasarkan catatan KSPN, perusahaan yang melakukan PHK selama sembilan bulan ini paling banyak ada di Provinsi Jawa Tengah," ujar Ristadi kepada kumparan, Selasa (1/10).
Beberapa perusahaan pabrik tekstil yang tutup dan melakukan PHK terhadap buruh hingga September 2024 di antaranya adalah:
1. PT S Dupantex, Jawa Tengah, PHK sekitar 700 orang
2. PT Alenatex, Jawa Barat, PHK sekitar 700 orang
3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah, PHK sekitar 500 orang