Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim akan menghadiri peringatan perlawanan China melawan agresi Jepang di Tianjin, China, usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organisation (SCO) Plus.
Dalam konteks itu ia menyinggung tentang perjuangan Rakyat Palestina di Gaza, yang juga tengah berjuang melawan arogansi kekuasaan.
"Saat kita berkumpul di sini dan bersiap untuk memperingati perlawanan Tiongkok dan berakhirnya Perang Dunia Kedua, marilah kita mengingat kembali makna sesungguhnya dari perlawanan tersebut," ujar Anwar di Tianjin, China, sebagainana keterangan yang diterima di Kuala Lumpur, Senin malam.
Dia menyampaikan perjuangan China di masa itu adalah penolakan terhadap agresi, arogansi kekuasaan, kolonialisme, imperialisme, dan penindasan manusia terhadap manusia.
Menurutnya, perjuangan yang sama juga terjadi saat ini di Gaza.
Dia menekankan kekejaman di Gaza dan Palestina, di mana anak-anak tak berdosa dibunuh tanpa hukuman, berada di depan mata.
Kekejaman itu meluas hingga ke negara-negara tetangga di Lebanon, Iran, dan Irak, sementara dunia masih tak berdaya.
Oleh karena itu, kata PM Anwar, Malaysia sangat mendukung Inisiatif Tata Kelola Global yang dicetuskan Presiden China Xi Jinping, yang mendorong upaya dengan tekad yang lebih besar, untuk merayakan kemenangan melawan segala bentuk imperialisme, kolonialisme, dan penindasan.
"Marilah kita maju dengan keberanian dan kejelasan, dibimbing oleh keadilan, kemanusiaan, dan kasih sayang, untuk membentuk dunia yang berdaulat," serunya.
Pada Senin, para pemimpin dunia menghadiri KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) Plus yang diketuai oleh Presiden Xi Jinping.
Menurut Anwar KTT ini merefleksikan kemajuan SCO dalam konektivitas ekonomi, kesehatan masyarakat, keamanan, dan transisi energi, yang selaras dengan posisi Malaysia dan prioritas ASEAN.
Dia menyampaikan Presiden Xi telah memperkenalkan Inisiatif Tata Kelola Global pada KTT ini, sebagai sebuah gagasan yang sangat relevan di saat sistem multilateral sedang goyah.
Menurut Anwar, Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan tidak lagi memiliki aspirasi untuk mereformasi dirinya sendiri. Antara aspirasi dan kenyataan terdapat bayang-bayang, yang telah memungkinkan kesenjangan melebar dan kekejaman dilakukan tanpa hukuman.
Malaysia mendukung inisiatif Xi, sejalan dengan jalan moderat Konfusius, Chung Yung, yaitu keseimbangan yang berlandaskan keadilan, kasih sayang, kemanusiaan, dan kerja sama, dengan multilateralisme sebagai intinya.
"Cita-cita ini harus diwujudkan dalam tindakan praktis," jelas dia.
Baca juga: Global Sumud Flotilla, dari Barcelona untuk terobos blokade Gaza
Baca juga: PBB: Anak Gaza terancam jadi "generasi hilang" akibat perang Israel
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.