
LIMA jenazah yang merupakan satu keluarga dan ditemukan dikubur di satu lubang di rumah mereka sendiri hari ini dimakamkan.
Pemakaman lima jenazah itu dilakukan setelah proses identifikasi dan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Losarang, Kabupaten Indramayu. Kelimanya dimakamkan di lima liang lahat yang sudah disiapkan berdampingan di pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Namun sebelum dimakamkan, kelima jenazah terlebih dahulu disalatkan di Masjid Madania, Sindang.
Jenazah yang dimakamkan pertama kali yaitu Sahroni, 75, dilanjutkan jenazah Budi, 45, yang merupakan anak Sahroni. Jenazah yang selanjutnya dimakamkan yaitu Euis, 40, istri Budi. Setelah itu dilanjutkan pemakaman dua anak Sahroni dan Euis yaitu R, 7, dan adiknya yang masih berusia 8 bulan.
Pihak keluarga yang menghadiri pemakaman satu keluarga tersebut tak kuasa menahan kesedihan mereka.
“Kami dari pihak keluarga merasa sangat berat. Mereka orang baik,” tutur salah satu kerabat korban, Agus Suhendri.
Terlebih yang meninggal merupakan satu keluarga.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima jenazah ditemukan dikubur di satu lubang di rumah mereka sendiri di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (1/9).
Diperkirakan mereka telah meninggal sejak beberapa hari yang lalu. Kelima jenazah lalu dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk diidentifikasi dan diotopsi. Setelah otopsi selesai, hari ini kelimanya dimakamkan di pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.
Membeli Ayam Bakar untuk Tamu
Ema, salah satu keluarga korban, menjelaskan dirinya masih melihat salah satu korban pada Jumat (29/8) di siang hari. Bahkan di sore harinya ada juga yang melihat korban membeli ayam bakar lima porsi ke pedagang yang ada di depan rumah mereka.
“Katanya mau ada tamu dari Tangerang, enggak tahu mereka nginep atau enggak,” jelas Ema.
Pedagang ayam bakar itu pun menurut Ema sempat bertanya untuk apa membeli banyak-banyak, karena sebelumnya hal itu tidak pernah dilakukan. Sang pedagang pun mendapat jawaban akan datang teman dan saudara yang datang.
Saat di kantor polisi, Ema mendengar bahwa korban atas nama Budi, ditemukan dalam kondisi terikat kaki dan tangannya. Diduga Budi dihabisi di salah satu kamar karena ditemukan ada bercak darah di kamar tersebut. Selain di kamar, bercak darah juga dikabarkan ditemukan di dalam kamar mandi.
Ema juga mengaku tidak mengetahui apakah keluarga tersebut memiliki masalah atau musuh dengan orang lain. Menurut Ema, Budi orang yang cukup tertutup. Untuk barang berharga yang rusak atau hilang, Ema mengungkapkan tidak ada yang rusak. “Tapi saya tidak sempat melihat kamar tidur Budi,” tutur Ema.
Sementara itu jajaran Polres Indramayu hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut. Penyidik Polres Indramayu juga telah mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya cangkul, ember kecil, serta sprei dan terpal yang terdapat bercak darah. Mereka pun telah meminta keterangan dari sejumlah saksi.
“Kami masih menyelidiki kasus ini. Sementara terkait adanya barang milik korban yang mungkin hilang hingga kini masih didalami oleh Satreskrim Polres Indramayu,” tutur Kasi Humas Polres Indramayu, AK Tarno. (UL/E-4)