INFO NASIONAL - Suara Gubernur Jakarta Pramono Anung menggema di ruang sidang Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, pada Rabu, 16 Juli 2025. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mendapatkan undangan untuk hadir dalam acara High-Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) 2025. Pada kesempatan itu, Pramono menjabarkan pencapaian pembangunan Jakarta yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Lebih dari 30 perwakilan pemerintah daerah dari berbagai penjuru dunia menyimak paparan Pramono dalam agenda Local and Regional Governments Forum bagian dari rangkaian HLPF yang berlangsung sepanjang 14-18 Juli 2025. HLPF adalah pertemuan tahunan yang menghimpun pemimpin pemerintahan daerah dari seluruh dunia untuk bertukar praktik baik dan memperkuat kolaborasi global dalam mewujudkan SDGs.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Jakarta menorehkan sejarah penting dalam pertemuan kali ini. Sebab, untuk kali pertama pemimpin kota ini mendapat kehormatan memaparkan seluruh pencapaian yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Seusai pemaparan, delegasi dari sejumlah negara mendatangi Pramono.
Mereka bersalaman dan mengungkapkan ketertarikan terhadap pendekatan Jakarta dalam membangun kota yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Gayung bersambut. Pertemuan bilateral langsung digelar dengan Pemerintah Kota Buenos Aires, Argentina dan Pemerintah Kota Heidelberg, Jerman. Wakil Wali Kota Buenos Aires, Clara Muzzio membahas kelanjutan kerja sama sister city antara Jakarta dengan Buenos Aires yang telah dimulai sejak penandatanganan Letter of Intent pada 2018.
Kerja sama ini mencakup pengembangan kota berbasis komunitas, inovasi tata kota, dan pertukaran pengetahuan di sektor pelayanan publik. Sementara Wali Kota Heidelberg, Eckart Würzner yang dikenal sebagai pelopor kota ramah lingkungan, menyinggung peluang kolaborasi dalam transisi energi bersih dan digitalisasi tata kelola kota.
Sepekan setelahnya, Pramono Anung menyampaikan “oleh-oleh” dari pertemuan di markas PBB itu. Pramono menjelaskan, liga bangsa dunia tertarik dengan keberhasilan Jakarta dalam memperhatikan kesetaraan gender hingga pembenahan transportasi publik. “Sekarang dibandingkan dengan New York, Jakarta jauh lebih baik. Dulu Jakarta selalu masuk 10 besar kota macet.
Kini New York tetap kota macet, Jakarta sudah nomor 90,” ujarnya. Penyebab keberhasilan Jakarta keluar dari sorotan dunia sebagai kota yang macet adalah keragaman transportasi umum yang semakin nyaman dan aman. Sejumlah moda transportasi publik yang menjadi primadona saat ini adalah Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), TransJakarta, TransJabodetabek, Kereta Rel Listrik (KRL), hingga MikroTrans.
Ruang khusus perempuan di bus Transjakarta. DOK. PEMPROV JAKARTA
“Semua terintegrasi lebih baik,” kata Pramono. Transformasi transportasi publik Jakarta, kata Pramono, tak hanya menyasar aspek infrastruktur, melainkan juga mengintegrasikan nilai kesetaraan gender. Contoh, TransJakarta menyediakan bagian depan sebagai ruang khusus perempuan pada setiap armadanya.
Pengawasan dan sistem penerangan di halte juga ditingkatkan, hingga kampanye yang kerap didengungkan melalui pengeras suara untuk mencegah pelecehan seksual di ruang publik. Pramono memahami pentingnya integrasi dengan kota-kota penyangga dalam menghadirkan transportasi yang ramah dan nyaman.
Sesuai program 100 hari Quick Wins, kini telah hadir Transjabodetabek. Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza menuturkan, hingga Juli 2025 telah beroperasi lima rute Transjabodetabek. Yakni, Blok M-Alam Sutera (S61), Vida Bekasi-Cawang Sentral (B41), PIK 2-Blok M (T31), Lebak Bulus-Sawangan (D41), dan Blok M-Bogor (P11).
“Sejak awal rute ini dibuka banyak mendapatkan sambutan positif dari masyarakat karena kehadiran layanan Transjabodetabek dapat dijadikan alternatif pilihan transportasi publik untuk masyarakat di wilayah penyangga,” kata Welfizon. Transformasi Transjakarta yang terus berupaya melayani masyarakat telah menghasilkan penghargaan di ajang Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Awards 2024 dalam kategori layanan inklusif disabilitas, termasuk operator dengan pelanggan difabel terbanyak dan fasilitas integrasi moda paling ramah disabilitas.
Upaya Pemprov Jakarta dalam memperhatikan hak-hak kaum rentan bukan hanya pada transportasi publik, tetapi juga tercermin di ruang terbuka hijau seperti Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) serta taman kota. Saat ini terdapat 324 RPTRA di Jakarta yang dilengkapi area bermain, ruang laktasi, perpustakaan mini, Wi-Fi, CCTV, jalur tactile block, serta lapangan olahraga dan taman kompos.
Pemprov Jakarta membangun layanan daycare ramah anak yang dikenal sebagai Taman Asuh Ceria (TARA) atau Daycare Ramah Anak untuk anak usia 0–7 tahun. “Hasilnya, pada 2024, Jakarta mencapai Indeks Ketimpangan Gender terendah secara nasional,” kata Pramono. Dengan pencapaian tersebut, Pramono mengajak semua kota di dunia berkolaborasi mencapai target SDGs.
“Jakarta harus naik kelas sebagai kota global, sehingga penting bagi kami untuk aktif dalam diplomasi global,” katanya. Keikutsertaan Jakarta di forum dunia juga sejalan dengan inisiatif sebagai ASEAN Hub, yang mendorong posisi Jakarta sebagai pusat kerja sama dan inovasi kawasan Asia Tenggara. “Upaya ini menegaskan peran diplomasi Jakarta menuju kota global yang tangguh dan adaptif,” ucap Pramono.
Dalam membangun kerja sama ini, Pemprov Jakarta terus belajar dari keberhasilan kota-kota lain, misalnya dengan New York sebagai sister city. Seusai bertemu Wakil Wali Kota New York Bidang Inisiatif Strategis, Ana J. Almanzar, Pramono mengunjungi High Line di Manhattan. Di kawasan tersebut terdapat area mangkrak yang disulap menjadi taman gantung sepanjang lebih dari dua kilometer.
Pengalaman tersebut memberinya inspirasi untuk menata Jakarta. “High Line di New York ini menjadi bukti bahwa sebuah kota bisa punya ruang publik hijau, bahkan dari rel kereta mangkrak sekalipun,” kata Pramono. “Jakarta juga punya potensi yang sama. Kita bisa menghidupkan kembali ruang- ruang mati menjadi paru-paru kota yang bermanfaat untuk warga.”
Gubernur Jakarta Pramono Anung. DOK. PEMPROV JAKARTA
Pemaparan Gubernur Pramono di forum PBB dan semangat untuk terus belajar dari kota lain mencerminkan masa depan serta wajah baru Jakarta sebagai kota yang mendengar aspirasi warganya sekaligus beradaptasi dengan tantangan zaman. Semua pencapaian ini menjadi kontribusi nyata Jakarta dalam pembangunan nasional, khususnya dalam usia 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Di tengah euforia kemajuan teknologi dan urbanisasi, Jakarta hadir sebagai kota yang maju dengan merangkul siapa saja dan tidak meninggalkan siapapun. Sebuah semangat kemerdekaan yang kini bergema hingga ke mancanegara.(*)