CENTER of Economic and Law Studies (Celios) menyarankan penyaluran program makan bergizi gratis (MBG) disalurkan secara langsung secara tunai kepada penerima manfaat. Perhitungan Celios menemukan jatah MBG per anak bisa mencapai Rp 50 ribu per porsi apabila disalurkan dengan cara ini.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Kalau langsung masuk ke orang tua, uangnya itu bisa lebih dari sepuluh ribu dan kemudian bisa digunakan untuk ibu dan anaknya," ujar peneliti Celios, Media Wahyudi Askar, dalam peluncuran MBGWatch di kawasan Jakarta Selatan pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Askar menjelaskan angka Rp 50 ribu itu ditemukan dengan asumsi jika program MBG hanya disalurkan kepada kalangan yang membutuhkan saja, seperti masyarakat miskin, anak malnutrisi, dan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Askar lantas membagi total anggaran MBG 2025 yang berjumlah Rp 71 triliun ke total anak yang ada di Indonesia secara langsung tanpa pembiayaan lain. Dari jumlah itu, Askar menemukan setiap anak bisa mendapatkan jatah Rp 50 ribu. "Kalau dibikin lebih targetted, anggaran juga tidak sebesar sekarang. kalau pun lebih sebesar sekarang jumlahnya itu bisa lebih dari 50 ribu," kata dia.
Celios berpendapat MBG dengan cara ini lebih besar manfaatnya ketimbang melalui satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur MBG sebagaimana cara yang saat ini digunakan. Melalui dapur MBG, jatah per anak hanya Rp 15 ribu saja. "Jadi kalau anggapannya hari ini masyarakat miskin menerima MBG itu lebih baik dari pada tidak sama sekali, itu keliru," kata Askar.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pernah menolak ide mengubah skema penyaluran program makan bergizi gratis menjadi bantuan tunai. Menurut dia, skema MBG yang hari ini digunakan sudah dirancang sejak lama oleh Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, Dadan menilai pemberian uang tunai semacam itu sudah diwakili oleh program bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan Kementerian Sosial. "Jadi kami tidak ingin melakukan itu," kata Dadan di kantornya, Jakarta, pada Senin, 22 September 2025.
Lulusan Institut Pertanian Bogor ini juga berdalih pemberian uang tunai rentan penyelewengan. Ia mencontohkan satu kasus di Sumatera Utara, ketika salah seorang ibu menggunakan dana bantuan dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) milik anaknya untuk membayar hal lain, alih-alih membayar iuran sekolah.
Padahal, kata Dadan, tujuan utama dari program makan bergizi gratis ini adalah bagaimana pemerintah ikut intervensi dalam meningkatkan gizi anak. "Program ini dirancang, kan sudah diskusi lama. Dan program ini adalah untuk intervensi pemenuhan gizi," ujarnya.

1 month ago
9






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309758/original/016093200_1754638823-IMG-20250808-WA0025.jpg)






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355845/original/086794600_1758361707-felix_3.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5194414/original/039834800_1745296271-AP25111700275702.jpg)





English (US) ·