INFO NASIONAL - Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas melaksanakan pengimbasan program Training of Trainers (ToT) Pengajar Al-Quran Bahasa Isyarat di Yayasan Ibtisamah Mulia, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Kegiatan ini untuk memperluas akses pendidikan agama Islam bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.
“Baznas ingin memastikan penyandang disabilitas memiliki akses penuh terhadap pembelajaran Al-Quran. Lebih dari itu, kami juga mendorong lahirnya pengajar dari kalangan difabel agar program ini berkesinambungan,” ujar Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, pada Senin, 1 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
ToT Pengajar Alquran diikuti 36 peserta dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga dewasa. Dibimbing langsung oleh dua pengajar lulusan ToT Baznas yang juga penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, Fatiyahnur Meilinda dan Flafirsty Azzahra Marumi.
Saidah menegaskan, sebagai lembaga negara yang mengemban amanah undang-undang, Baznas harus hadir untuk semua golongan masyarakat, termasuk kelompok rentan. "Kami berkewajiban memastikan distribusi manfaat zakat menyentuh mereka yang sering terpinggirkan, termasuk kaum disabilitas. Kami ingin memastikan hak mereka untuk belajar agama terpenuhi dengan baik,” ujarnya.
Berbeda dengan pelaksanaan di sekolah formal, jelas Saidah, pengimbasan di Yayasan Ibtisamah Mulia Deaf Learning Center ini tidak hanya fokus pada pembelajaran Quran bahasa isyarat, tetapi juga mencakup materi pelajaran agama Islam secara umum.
"Kurikulum tersebut mencakup pemahaman ibadah, akhlak, hingga nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi bentuk nyata bahwa akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas rungu harus menyeluruh, baik dari segi pemahaman ibadah maupun nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Untuk memastikan kualitas implementasi, lanjut Saidah, kegiatan ini turut dimonitoring oleh tim Divisi Pendidikan dan Dakwah Baznas. Pengawasan dilakukan untuk menilai efektivitas metode pembelajaran sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta.
"Monitoring juga dimaksudkan untuk memperkuat sinergi antara Baznas dan komunitas lokal, sehingga program dapat terus diperluas dan memberikan manfaat nyata. Baznas menargetkan dakwah inklusif ini menjangkau lebih banyak daerah di masa mendatang," ujar Saidah.
Ketua Yayasan Ibtisamah Mulia, Amatullah Basiimah, menyambut baik pelaksanaan pengimbasan yang dilaksanakan bersama Baznas. Menurutnya, kegiatan tersebut telah membuka jalan bagi komunitas difabel untuk mengakses pendidikan agama yang layak.
Ia menambahkan, pembelajaran Quran bahasa isyarat tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik, tetapi juga sarana sosialisasi kepada masyarakat lain, sehingga lebih mendorong terciptanya inklusivitas.
“Kami berharap kerjasama ini berlanjut agar semakin banyak masyarakat yang peduli dan memahami pentingnya bahasa isyarat dalam dakwah Islam,” ucapnya. (*)